Festival Pecunan: Kreativitas Warga Jatitujuh Rayakan Hari Sumpah Pemuda Sambil Jaga Sungai
Warga Desa Jatitujuh di Kabupaten Majalengka memiliki cara unik dalam merayakan Hari Sumpah Pemuda. Berkat inisiatif Komunitas Hujan Keruh, mereka menggelar Festival Pecunan, sebuah acara yang memadukan balap perahu tradisional dengan misi menjaga lingkungan, tepatnya di Saluran Irigasi Sungai Cipelang, Minggu (27/10/2024). Kegiatan ini bukan hanya tentang kompetisi, melainkan juga pesan kuat untuk menjaga kebersihan sungai.
Ketua Panitia, Sarifudin Rahmat, menjelaskan bahwa Festival Pecunan adalah tradisi balap perahu khas Jatitujuh. "Pecunan berarti balap perahu dalam istilah daerah sini. Dulu ini hanya sekadar tradisi, sekarang kami kemas menjadi festival yang menarik perhatian banyak pihak," ujar Sarifudin. Dengan adanya lomba perahu hias dan balap perahu, Sarifudin berharap festival ini dapat menjadi ajang pelestarian budaya sekaligus menjaga kebersihan sungai.
Selain lomba perahu, ada pula hiburan seni yang mengagumkan: tari topeng yang dibawakan di atas sampan yang mengapung di Cipelang. Sebanyak 13 rakit hias berpadu dengan panggung tari yang memberikan daya tarik tersendiri bagi penonton.
Festival Pecunan juga menjadi sarana kampanye kebersihan sungai. Bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Komunitas Hujan Keruh mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai. Bahkan, mereka sudah mulai mengangkut sampah dari saluran Cipelang menuju fasilitas pengolahan sampah BBWS.
Pj Bupati Majalengka, Dedi Supandi, yang turut menyaksikan festival ini, menyampaikan rencananya menjadikan Festival Pecunan sebagai agenda tahunan Kabupaten Majalengka. "Festival ini akan masuk dalam kalender event tahunan. Dengan begitu, orang-orang dari seluruh dunia bisa tahu kapan waktunya datang ke Majalengka untuk menikmati agenda ini,” jelas Dedi.
Tidak berhenti di sana, Dedi mengutarakan idenya untuk mendesain perahu wisata yang juga bertugas menjaga kebersihan sungai. "Ini pernah saya lakukan di Depok. Kapal wisata ini nantinya akan dikelola oleh komunitas dan digunakan untuk mengelilingi sungai sekaligus menjaga kebersihan lingkungan," ungkapnya penuh harapan.
Dengan komitmen untuk menjaga kelestarian budaya dan lingkungan, Festival Pecunan tidak hanya sekadar perayaan Hari Sumpah Pemuda, tetapi juga panggilan bagi seluruh warga Jatitujuh dan sekitarnya untuk terus peduli pada kebersihan sungai, memastikan tradisi ini tetap hidup dengan cara yang kreatif dan berkelanjutan.
sumber : tintahijau.com