Indikator Politik Indonesia: Elektabilitas Eman-Dena Meningkat dalam Survei Pilkada Majalengka 2024
Indikator Politik Indonesia baru saja merilis hasil survei terbaru yang menggambarkan pergeseran elektabilitas para pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati untuk Pilkada Majalengka 2024. Survei, yang berlangsung pada 16 hingga 19 Oktober 2024, mencakup 26 kecamatan di Majalengka dengan total 400 responden berusia 17 tahun ke atas.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengungkapkan bahwa pasangan calon nomor urut satu, Eman Suherman - Dena M. Ramdhan, berhasil mencapai angka elektabilitas sebesar 64,9 persen. Ini merupakan peningkatan signifikan dari hasil survei pada September 2024 yang tercatat di angka 54,8 persen.
Faktor Kenaikan Elektabilitas Eman-Dena
Menurut Burhanuddin, kenaikan elektabilitas pasangan Eman-Dena terutama disebabkan oleh berkurangnya jumlah responden yang belum menentukan pilihan. Pada survei bulan lalu, jumlah pemilih yang masih bimbang mencapai 11,5 persen, namun di bulan Oktober, angka ini turun drastis menjadi hanya 3,8 persen. Hal ini sejalan dengan tren umum menjelang hari pemungutan suara, yang dijadwalkan pada 27 November 2024, di mana semakin banyak pemilih yang akhirnya membuat keputusan.
Karna-Koko Mengalami Stagnasi
Di sisi lain, pasangan calon nomor urut dua, Karna Sobahi - Koko Suyoko, mengalami stagnasi dalam elektabilitas. Burhanuddin menjelaskan bahwa elektabilitas Karna-Koko turun sedikit, dari 33,7 persen pada survei September 2024 menjadi 31,3 persen pada Oktober 2024. Menurutnya, salah satu faktor yang menyebabkan hasil ini adalah persepsi publik yang mulai terpengaruh isu-isu seperti dugaan korupsi dan penurunan ekonomi, yang berpengaruh pada pandangan masyarakat terhadap pasangan tersebut.
"Sejak bulan lalu, elektabilitas Karna-Koko cenderung stagnan, bahkan kini sudah disalip oleh Eman-Dena," ujar Burhanuddin.
Metode Survei yang Diterapkan
Survei ini dilakukan melalui wawancara langsung menggunakan metode random sampling, dengan tingkat toleransi kesalahan sekitar 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Selain itu, Indikator Politik Indonesia melakukan quality control secara acak terhadap 20 persen sampel untuk memastikan hasil survei akurat dan dapat dipercaya.
sumber :tribuncirebon.com