TSYiTpzpGfdlGUzlGfO5TUr8GA==

Slider

Persaingan Sengit di Pilkada Jabar: Keunggulan Tipis Eman-Dena di Majalengka dan Eti-Suhendrik di Cirebon



 Persaingan Sengit di Pilkada Jabar: Keunggulan Tipis Eman-Dena di Majalengka dan Eti-Suhendrik di Cirebon

Pilkada 2024 di Jawa Barat semakin memanas, terutama di enam daerah yang menjadi fokus utama survei terbaru yang dilakukan oleh Skala Institute bersama Ragaplasma Research. Di Majalengka, pasangan Eman Suherman dan Dena Muhamad Ramadhan berhasil memimpin tipis dengan elektabilitas 50,10 persen, mengungguli petahana Karna Sobahi dan Koko Suyoko yang mengumpulkan 39,80 persen. Kendati unggul, keunggulan ini tidaklah mutlak, menunjukkan persaingan tetap terbuka lebar menuju pemungutan suara pada 27 November 2024.

Survei ini, yang berlangsung pada 1-7 Oktober 2024, melibatkan 400 responden dari berbagai latar belakang, meliputi gender, usia, pendidikan, dan ekonomi di Majalengka. Metode multistage random sampling dengan wawancara tatap muka ini memiliki margin of error sekitar 5 persen, menambah kredibilitas data yang menunjukkan Eman-Dena sedikit lebih unggul.

Tak hanya di Majalengka, survei juga meliputi lima daerah lain di Jawa Barat: Kota Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Bekasi, Kota Cirebon, dan Kabupaten Cianjur. Hasilnya, Kota Cirebon juga menunjukkan tren serupa. Pasangan Hj. Eti Herawati dan Suhendrik mencatat elektabilitas 39,55 persen, sedikit di atas pesaingnya, Dani Mardani-Fitria Pamungkaswati yang meraih 28,10 persen, serta Effendi Edo-Siti Farida Rosmawati di angka 20,67 persen. Tingginya dukungan untuk Eti-Suhendrik dan Eman-Dena di dua daerah ini menegaskan bahwa posisi unggulan mereka masih dapat berubah, tergantung pada strategi kampanye terakhir serta isu-isu lokal yang berhasil mereka tanggapi.

Menurut Wahyu Ginanjar dari Skala Institute, keunggulan tipis ini mencerminkan cairnya dinamika pemilih yang terpengaruh oleh banyak faktor, termasuk keefektifan kampanye, citra kandidat, dan kepuasan publik terhadap program-program yang telah berjalan. "Bahkan, kunjungan langsung dan interaksi langsung para kandidat dengan warga bisa menjadi faktor besar dalam mengubah hati pemilih,” tambahnya.

Persaingan Pilkada di Daerah Lain: Dinamika di Tengah Ketatnya Kompetisi

Kondisi serupa juga terlihat di wilayah lainnya. Di Kota Bandung, pasangan M. Farhan dan Erwin unggul sementara dengan elektabilitas 33,75 persen, mengungguli Haru Suandharu-Ridwan Dhani Wirianata (29 persen). Sedangkan di Kabupaten Garut, persaingan sangat ketat antara Helmi Budiman-Yudi Nugraha Lasminingrat dengan elektabilitas 49,25 persen, dan A. Syakur Amin-Putri Karlina yang membuntuti dengan 46,75 persen.

Di Kabupaten Bekasi, Dani Ramdan-Romli memimpin dengan 41,75 persen, diikuti oleh Ade Kuswara Kunang-Asep Surya Atmaja dengan 24,75 persen. Sementara itu, Kabupaten Cianjur juga memperlihatkan dominasi petahana, Herman Suherman dan Solih Ibing, yang unggul dengan 48,10 persen dari kandidat Wahyu Ferdian-Ramzi di angka 17,67 persen dan Deden Nasihin-Neneng Efa Fatimah dengan 23,75 persen.

Melihat tren ini, Direktur Ragaplasma Research, Romdin Azhar, menekankan bahwa peluang bagi setiap pasangan calon (paslon) tetap terbuka lebar. "Kampanye yang masih berlangsung menjadi momen krusial bagi setiap paslon untuk memperkuat strategi mereka dalam meraih elektabilitas,” jelas Romdin.

Hasil survei ini menunjukkan bahwa, meski beberapa pasangan kandidat sudah mengungguli pesaingnya, kepastian akhir tetap akan bergantung pada bagaimana mereka mampu menjaga atau bahkan meningkatkan elektabilitas di minggu-minggu terakhir. Dengan demikian, Pilkada di Jawa Barat tahun ini menjanjikan kompetisi yang ketat dan tidak mudah ditebak, terutama di Majalengka dan Kota Cirebon yang berada di garis tipis kemenangan.

sumber : kabar cirebon

© Copyright - KotaMajalengka.com
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.